Monday, April 13, 2009

Belajar Usaha Yang Kedua: Kisah Sukses TKI; Property dan Real Estate.

Tulisan ini untuk memberikan motivasi sendiri bagi penulis dan keluarga…
Photo: Seminar Marketing
 
Motivasi bisnis dari salah satu perusahaan MLM di Dubai
Beberapa kali saya mengikuti presentasi perusahaan MLM di Dubai, sekitar tahun 2005-2006 dengan maksud untuk memahami bagaimana seluk beluk marketing dengan segala tetek bengeknya termasuk motivasi-motivasi yang diberikan leader. Kalau kita ingin menguji kemampuan marketing, silahkan gabung dengan salah satu perusahaan MLM, tapi ingat MLM yang memiliki credibilitas terpercaya.
Dari hasil mengikuti presentasi-presentasi inilah saya mulai mengenal nama-nama pengusaha Amerika yang sering dijadikan referensi oleh para pembicara, diantaranya RTK (Robert T.Kiyosaski), Warren Buffet, Michael Dell, Mc-Donald, Donald Triump dll. Tapi diantara nama2 tersebut, RTK (Robert T. Kiyosaki) lah yang membuat saya lebih tertarik. Para pembicara menganjurkan untuk memiliki buku-buku karangan para pengusaha Amerika ini. Saya faham betul, walaupun pola pikir mereka kapitalis tapi tidak ada salahnya kita pelajari dan kombinasikan dengan entrepreneur wisdom-nya Rasulullah SAW.

Yang paling berkesan bagi saya ketika mengikuti presentasi selama 3 hari di Hotel Jabel Hafid, Al-Ain UAE. Selain biaya ditanggung oleh perusahaan MLM tersebut juga materi presentasinya yang berkualitas. Dari mulai membicarakan bisnis secara umum, motivasi, produk dan strategy pemasaran produk.

Sekilas tentang Dubai
Dubai bisa dikatakan megapolitan untuk timur tengah karena pembangunannya yang pesat, tujuan wisata dan tentunya di kota inilah beberapa gedung tertinggi dunia berada. Ada satu hal yang membuat warga expatriate termasuk saya, gerah tinggal di kota ini, mereka rata-rata sudah hampir tak berdaya dengan biaya hidup yang melambung tinggi, apartment/flat dengan harga selangit membuat expatriate harus angkat kaki dari kota yang menjanjikan jutaan harapan bagi para pendatang. Mereka yang bertahan adalah mereka yang mendapatkan fasilitas perumahan dari perusahaan mereka bekerja. Saya pikir hampir semua negara di teluk ini memiliki biaya hidup yang tinggi, entah itu di Qatar, Oman, Kwait, Bahrain dsb.

Photo: Burj Al Arab- Dubai
 

Pindah Ke Oman
Diakhir tahun 2006, saya mendapatkan tawaran kerja sebagai karyawan permanent dari salah satu perusahaan minyak dan gas yang berpusat di UK dan memiliki kantor cabang di Sharjah – UAE untuk wilayah timur tengah. Tanpa pikir panjang saya terima penawaran tersebut dan mendapatkan penugasan di Oman. Hari demi hari terlewati sampai akhirnya sampai dipenghujung tahun 2007, saya mulai sadar bahwa sampai saat itu Allah SWT sudah melapangkan rizki, tapi… saya merasa belum mengerti benar bagaimana cara menginvestasikan rizki yang sudah terkumpul ini. Cobalah kita renungkan para pemenang lotre yang asalnya miskin kemudian kaya dan jatuh miskin lagi, kenapa? Jawabannya singkat karena mereka tidak memiliki kecerdasan financial, tidak mengerti harus diapakan uang tersebut, dan akhirnya habis ditipu orang, dipakai hura-hura dan pengeluaran yang tidak berarti lainnya. Atau mungkin juga harta dari lotre atau undian tersebut tidak barokah sehingga ditarik lagi oleh Allah SWT.

Photo: Oman

Saya teringat kembali pesan seorang pembicara dari perusahaan MLM di Dubai yang menyarankan untuk membeli buku-buku yang dikarang oleh pebisnis Amerika. Ketika itu saya sudah tertarik dengan Robert T. Kiyosaki. Ketika saya berada di Seeb Airport, Muscat Oman, saya cari buku karangan RTK di toko buku – Duty Free dan menemukan buku dengan judul Rich dad and Poor dad. Setelah saya telaah, akhirnya saya beli buku-buku tersebut.

Saya baca berulang-ulang sampai faham isinya. Tidak salah, buku ini memang best seller di Amerika karena dikemas dengan bahasa sederhana sehingga mudah dimengerti padahal tema yang disampaikan adalah masalah yang rumit yaitu accounting yang menurut pengamat ekonomi termasuk subjek yang membosankan. Dengan alur cerita yang didasarkan pada pengalaman kisah hidup nyata RTK, dia bisa menyampaikan semua ide dan saran-saran yang banyak dipakai oleh para pebisnis muda dan menjadi populer di seluruh dunia.

Ketertarikan saya tidak hanya sampai disitu, saya telaah tentang Aset dan liabilitas yang di deskripsikan dengan bahasa yang sederhana oleh RTK. Aset berarti segala sesuatu yang masuk ke kantong kita sedangkan liabilitas berarti segala sesuatu yang menguras kantong kita walaupun itu 1 rupiah.

RTK bersikeras mengatakan bahwa rumah tempat tinggal kita bukanlah Aset. Saya teringat ketika di Dubai, sekitar tahun 2004, seorang teman sedang membangun rumah dan baru selesai sekitar tahun 2007, Rumahnya sangat besar berlantai dua dan ratusan juta biaya yang dikeluarkan. Menurut RTK, karena rumah tinggal bukanlah Aset tapi sebuah liabilitas (tanggungan), maka janganlah uang kita difokuskan hanya untuk rumah tempat tinggal yang mewah, karena kita harus mengeluarkan biaya-biaya tambahan, entah untuk pajak, perawatan dan asuransi (kalau diasuransikan).

Kalau kita hanya mendapatkan income dari gaji saja dan uang tersebut habis untuk membuat rumah tempat tinggal, maka secara tidak langsung sudah masuk kedalam perlombaan tikus, dimana hasil kerja habis untuk membangun rumah mewah dan memaksa kita harus bekerja keras lagi dari pagi sampai sore untuk menutupi kebutuhan sehari-hari karena gaji kita sudah terkuras untuk pembuatan rumah yang mewah tersebut. Tidak ada yang salah dengan membangun rumah mewah, mungkin orang mengikuti pepatah “rumahku, surgaku”, mereka ingin senyaman mungkin ketika tinggal di rumah.

Orang berpikir bahwa membangun rumah mewah adalah investasi. Kita harus tahu benar tentang investasi. Kita harus bisa membedakan bahwa orang yang berinvestasi belum tentu bisa disebut investor. Karena investor akan mendapatkan hasil dari apa yang diinvestasikannya baik itu passive income perhari, perminggu, perbulan ataupun pertahun. Nah kalau anda menghabiskan uang untuk membangun rumah yang sangat mewah, saya hanya bisa memberikan selamat atas investasi yang telah dilakukan, tapi ingat anda belum bisa dikatakan investor.

Saya pribadi tidaklah memiliki rumah mewah, hanya rumah kecil mungil yang saya ubah fungsinya dari rumah tinggal menjadi rumah toko (lihat tulisan saya tentang belajar usaha yang pertama: Fotokopi) kebetulah rumah saya tersebut berada dipinggir jalan kemudian Saya ubah fungsinya yang semula hanya sebuah liabilitas menjadi sebuah asset.

Usaha kos-kosan dan Property
Belajar dari pengalaman RTK tentang investasi, Saya mulai mengincar property yang bisa dijadikan asset dan memberikan cashflow positif dengan kata lain bisa memberikan passive income dari waktu ke waktu selama saya masih bekerja sebagai karyawan di Perusahaan Mi-Gas. Walaupun berstatus permanent di perusahaan tempat saya bekerja sekarang dan merasakan sudah memiliki sekuritas pekerjaan tapi belum merasakan kebebasan atau freedom.

Photo: Kosan untuk Mahasiswa

Kembali ke property, pilihan pun jatuh pada bisnis kos-kosan yang sedang booming di Jatinangor Sumedang, melihat potensi pasar yang bagus karena mahasiswa dari penjuru tanah air datang ke Jatinangor untuk melanjutkan kuliah di PT seperti UNPAD, ITB, IPDN, UNWIM dan IKOPIN. Untuk menajamkan keinginan dan supaya mendapatkan deal yang baik dan benar, sebelumnya saya ikuti beberapa konfrensi on line dengan para pengusaha muda Indonesia khususnya yang selalu membahas tentang real estate. Tatap muka dengan para motivator bisnis membuat saya bertekad untuk menempatkan asset di atas liabilitas.

Saya ikuti semua saran para pengusaha real estate tentang bagaimana caranya deal property dan memilih Rumah kosan yang prospektif. Sekarang ini banyak rumah kosan yang ditawarkan di media masa ataupun internet yang kurang memiliki prospek baik kedepannya. Training dari Pak Didik Eko Cahyono yang mengajarkan kiat-kiat membeli property dan real estate tanpa uang, merupakan gebrakan-gebrakan baru di Indonesia.

Rumah lantai dua dengan sepuluh kamar sekitar 300 meter dari pintu gerbang UNPAD jadi pilihan saya, tepatnya didaerah ciseke-Jatinangor, rumah kosan tersebut memiliki akses untuk kendaraan roda dua dan empat. Bangunannya masih cukup baru tapi perlu sedikit renovasi pada bagian lantai dasar. Rumah kosan ini bisa memberikan passive income net yang cukup lumayan setelah mendapat potongan listrik dan biaya perawatan lainnya. Saya pikir tidak terlalu jelek untuk langkah bisnis kedua saya.

Di tahun 2004, ketika masih berada di Dubai, saya mencoba berinvestasi tanah dengan membeli dua kavling tanah di sebuah perumahan di Tanjungsari. Pada saat itu saya belum mengerti tentang asset dan liabilitas. Saya pikir tanah, kendaraan pribadi dan tempat tinggal adalah asset. Tapi sampai sekarang tanah tersebut saya anggap hanya sebagai liabilitas, walaupun dalam jangka panjang kalau saya jual mungkin bisa beberapa kali lipat dari harga pembelian.

Di tahun 2007, kebetulan saudara dari pihak istri ingin menjual bangunan dan tanahnya dipinggir SMU Tanjungsari dan lokasinya pas pinggir jalan raya Bandung Sumedang. Pada saat transaksi ini, saya masih belum mengerti tentang Aset dan Liabilitas, tanpa pikir panjang saya beli dan saya diamkan beberapa bulan. Tapi setelah mengerti tentang Aset dan Liabilitas, bangunan tersebut saya kontrakan ke orang lain yang dipakai usaha pembuatan kusen. Walaupun passive income yang didapatkan tidak terlalu besar tapi saya telah puas karena telah memenuhi kewajiban untuk menjadikan liabilitas menjadi aset. Sebelumnya, saya dan istri berencana untuk menghancurkan rumah ini dan membangun ruko photokopi dan grosir. Karena modal belum mencukupi sehingga saya kontrakan terlebih dahulu sehingga bangunan dan tanah tersebut menjadi asset yang menghasilkan passive income.

Di tahun 2008, saudara istri kebetulan berencana ingin berangkat ziarah ke Mekah dan harus menjual sawah 100 tumbak dgan tanah daratnya sekitar 25 tumbak yang bersatu dengan sawah tersebut. Pada saat ini saya sudah mulai mengerti tentang asset, apapun yang saya beli harus mendatangkan hasil, maka tidak salahnya kalau saya beli sawah dengan penghasilan tiga kali panen dalam setahun dan tanah daratnya juga ditanami ubi kayu. Hasil dari panen ini kemudian dijual dan hasilnya ditabung.

Yang masih ada dalam benak saya dan diharapkan bisa tercapai dimasa yang akan datang yaitu melaksanakan saran pakar real estate dan RTK diantaranya untuk bisa mendapatkan property dengan “Triple Net Lease Real Estate (Sewa-menyewa real estate dengan keuntungan tiga kali lipat). Dengan alasan sebagai berikut:
Investasi Triple Net Lease sering berada di lokasi komersial yang menguntungkan seperti di pertigaan atau perempatan jalan.
Penyewa biasanya dari perusahaan untuk kepentingan masyarakat, seperti farmasi, franchise, perdagangan retail, supermarket, minimarket dll.
Penyewa biasanya bertanggung jawab segalanya, keuntungan tiga kali lipat (triple net) artinya sebagai tambahan untuk sewa tanah atau bangunan, penyewa juga membayar untuk perawatan bangunan, asurasi, pajak dan reparasi.

Banyak orang disibukan oleh pekerjaannya dan tidak pernah ada waktu untuk belajar usaha. Mereka sering bilang, “Bagaimana saya mau berbisnis, waktu yang tersedia tidak memungkinkan”, atau ada yang mengatakan “Dari mana saya harus memulai usaha?” dan masih banyak “Excuse”lainnya.

Kadang saya berpikir kalau orang kaya saja yang setiap hari sibuk menghasilkan uang banyak, tapi saya yang juga sibuk dengan pekerjaan, hanya mendapatkan gaji sebagai karyawan biasa. Kalau Allah SWT menghendaki, saya ingin mengubah jalan hidup ini dari seorang karyawan yang memiliki job security menjadi seorang Investor atau bisnis owner yang memiliki freedom.

Belajar usaha yang ketiga akan menyusul……

Salam Bisnis

TKI-Diaspora Indonsia di LN

Lihat Artikel Lain:
Belajar Usaha Yang Pertama: Kisah Sukses TKI; Fotokopi Adalah Usaha Kami Yang Pertama
Belajar Usaha keTiga: Kisah Sukses TKI; Kursus Mental Aritmetika - Sempoa ASMA dan Bahasa Inggris

Belajar Usaha keempat: Kisah Sukses TKI; Usaha Toko Besi dan Bangunan

6 comments:

ihsan said...

semua pasti pengen jadi pengusaha...tp menurut saya yang penting adalah action-nya, karena tanpa mencoba kita gak akan pernah tau hasilnya...jgn cuma ide tapi gak dikerjaiin cos tuh sama kayak mimpi di siang bolong...

Belajar Usaha said...

Terima kasih Pak Ihsan, memang betul semua ide harus di kerjakan dan diwujudkan sehingga tidak menjadi impian disiang bolong.

Unknown said...

Assalamualaykum Boss... Alhamdulillah per 1 November 2015 kemaren usaha toko cat saya mulai.. meski dengan modal sewa tempat dan modal seadanya..... InshaAllah kedepan mau nya pengen dijadikan atau dikembangkan usahanya jadi toko materia seperti rencana awall... sambil belajar dan cari modal nya Boss hehehe kapan ya saya bisa silaturahmi ke sumedang.... ada di Indonesia kah Boss?

Kosasih said...

Terima kasih pak nunu semoga usahanya tambah sukses

Kosasih said...

Terima kasih pak nunu semoga usahanya tambah sukses

Kosasih said...

Terima kasih pak nunu semoga usahanya tambah sukses