Anak saya yang pertama dilahirkan di Dubai tahun 2006
tepatnya di Dubai Hospital, saya masih
ingat waktu itu bulan Oktober yang bertepatan dengan bulan Ramadan. Sedangkan anak
saya yang kedua terlahir di Indonesia
tepatnya di kota Sumedang pada tahun 2009 dan pada saat itu saya sudah bertugas di Oman dan Alhamdulillah bisa pulang secara teratur setiap dua bulan sekali sehingga
istri dan anak-anak lebih betah tinggal di Indonesia daripada tinggal di Luar
Negeri karena selama ditinggalkan tugas mereka bisa berkumpul dengan keluarga
dari kedua belah pihak.
Seiring dengan waktu, anak-anak tumbuh dengan sehat dan
cerdas. Ketika anak pertama berusia 4 tahun, saya dan istri benar-benar memikirkan,
pendidikan apa yang perlu diajarkan sedini mungkin selain ilmu agama tentunya. Ada
dua hal yang ada dalam benak saya yaitu pertama bagaimana anak-anak bisa merasa
senang, enjoy untuk belajar tanpa ada
tekanan dari orang tua dan yang kedua bagaimana agar otak kanan dan kirinya
berkembang sehingga mereka dikemudian
hari dapat dengan mudah menerima ilmu eksakta
dan memiliki keinginan untuk berbisnis.
Pada umumnya anak-anak cepat merasa jenuh, kurang
berkonsentrasi, dan manja ketika belajar langsung dengan orang tuanya sendiri. Disisi
lain orang tua cenderung kurang bersabar dan mudah terpancing emosinya apabila
anak-anak kurang berkonsentrasi dan manja pada saat belajar.
Berawal dari hal-hal tersebut saya dan istri mulai mencari
peluang apa yang bisa diambil yang dapat
memenuhi dua fungsi, fungsi pertama untuk mencerdaskan anak dan fungsi kedua
terpenuhinya asset. Di akhir tahun 2009 ada kesempatan pelatihan untuk menjadi
guru sempoa dan bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh Adil Sempoa Mandiri (ASMA) dan Creative
English (CE). Istri saya mengikuti pelatihan tersebut sampai mendapatkan
sertifikat kompetensi sebagai pengajar ASMA dan CE. Setelah mendapatkan
sertifikat, istri saya berkeinginan untuk menyelenggarakan dua kursus tersebut
di rumah kemudian mengajukan permohonan kepada ASMA dan CE cabang Sumedang untuk
melakukan survey dan apabila dianggap telah memenuhi persyaratan maka istri
saya akan segera membuka kursus Sempoa dan Bahasa Inggris untuk anak-anak.
Tidak berapa lama istri saya mendapatkan pemberitahuan bahwa
kursus sempoa dan bahasa inggris sudah bisa diselenggarakan di Sumedang dan
kemudian selang beberapa bulan dibuka juga di Tanjungsari, karena saya juga
memiliki rumah di daerah itu.
Akhir tahun 2010, penugasan saya di Oman telah selesai dan
kemudian mendapatkan penugasan baru di Algeria, Afrika Utara, sehingga saya
hanya bisa memberikan dukungan dari belakang, berupa motivasi dan penyedia modal
untuk membeli sarana seperti, meja, karpet, buku-buku, sempoa dll.
Algeria di Afrika Utara (Nama Ibukotanya Algeirs)
Kursus sempoa dan bahasa inggris dibatasi jumlah muridnya maksimum
sepuluh orang untuk satu kelasnya yang dibimbing oleh seorang guru. Tidak kami
sangka ternyata response dari orang tua di daerah sumedang dan tanjungsari
sangat baik. Mereka mengirimkan anak-anaknya untuk kursus sempoa dan bahasa
Inggris di tempat yang diselenggarakan oleh istri saya.
Tahun 2011 saya dan keluarga menempati rumah yang ada di Tanjungsari
yang kebetulan lebih besar daripada yang di Sumedang, lokasinya sangat
strategis karena sangat dekat dengan sarana pendidikan seperti PAUD, SD, SMP,
SMA dan SMK sehingga kegiatan kursus sempoa dan bahasa inggris di Tanjungsari
mengalami perkembangan yang sangat pesat, sedangkan rumah yang di Sumedang masih dipakai
untuk usaha fotokopi, kursus sempoa dan bahasa inggris. Tetapi karena istri lebih
fokus mengembangkan di Tanjungsari sehingga kursus yang ada di Sumedang di
tutup di pertengahan tahun 2013. Pada saat ini di Tanjungsari memiliki lebih dari 100 orang murid yang
masing-masing kelas mengakomodasi 10 orang murid.
Tempat kursus di Tanjungsari lebih memadai karena ada satu rumah lagi dibagian
belakang rumah sehingga ruangan kelasnya lebih besar dan lebih leluasa untuk
proses belajar mengajar.
Bagaimana dengan anak saya? Dengan dibukanya kursus di
rumah, anak saya merasa senang karena bisa memiliki teman-teman yang banyak dan
tidak merasa bosan, lebih berkonsentrasi
dan tidak manja karena yang mengajar adalah guru lain. Dan outcome nya anak
saya lebih kreatif dan berprestasi di sekolahnya.
Sempoa dari ASMA menawarkan cara belajar mental aritmetika dengan nilai-nilai Islami.
Karena aritmetika termasuk ilmu dasar yang harus dikuasai oleh anak-anak sedini
mungkin seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Anak-anak
yang belajar sempoa dari ASMA banyak yang memiliki kemampuan artimetika dalam
hitungan detik karena sempoa yang mereka pelajari sudah terbayang dan terekam
di dalam otak mereka, oleh karena itulah disebut Mental Aritmetika.
Demikian juga dengan bahasa inggris sebagai bahasa bisnis,
bahasa kerja dan bahasa universal yang banyak dipakai di seluruh dunia. Anak saya sangat senang
mengikuti kursus ini karena banyak permainan yang diberikan guru untuk
memudahkan pemahaman mengenai subjek yang sedang diajarkan.
Siswa ASMA
Suasana inilah yang selalu dicita-citakan oleh saya yaitu
suasana ramai oleh anak-anak yang belajar dan suasana lingkungan pendidikan yang membuat
anak-anak saya lebih tertarik, termotivasi dan tidak terpaksa untuk belajar.
Dengan ini pula, beban saya sebagai orang tua untuk menyuruh anak-anak belajar
menjadi berkurang. Walaupun demikian, saya sebagai orang tua masih tetap
memberikan arahan kepada anak-anak tentang hal-hal lain yang tidak diajarkan di
sekolah maupun di ruangan kursus.
Sempoa ASMA dan Bahasa Inggris merupakan kursus yang
merakyat, terjangkau oleh berbagai lapisan karena pembayarannya yang ringan, hanya
membayar infak Rp. 60 ribu/bulan per satu orang anak, tetapi outcomenya sangat
luar biasa karena banyak anak yang
mengikuti kursus ini menjadi anak yang terbaik disekolahnya.
Dengan adanya kursus ini menjadikan rumah saya yang
ditanjungsari telah menjadi asset yang berharga karena memberikan cashflow yang
positif tiap bulannya bagi rumah tangga saya. Ingat peribahasa “Sambil
menyelam, minum air” yang artinya mengerjakan suatu pekerjaan, dapat pula menyelesaikan
pekerjaan atau masalah yang lain.
Demikianlah belajar usaha yang ketiga. Tunggulah belajar
usaha yang ke empat.
Salam Bisnis
Dari TKI-Diaspora Indonesia di LN.
Lihat juga artikel:
Belajar Usaha Yang Pertama: Kisah Sukses TKI; Fotokopi Adalah Usaha Kami Yang Pertama
Belajar Usaha Yang Kedua: Kisah Sukses TKI; Property dan Real Estate.
Belajar Usaha keempat: Kisah Sukses TKI; Usaha Toko Besi dan Bangunan
Salam Bisnis
Dari TKI-Diaspora Indonesia di LN.
Lihat juga artikel:
Belajar Usaha Yang Pertama: Kisah Sukses TKI; Fotokopi Adalah Usaha Kami Yang Pertama
Belajar Usaha Yang Kedua: Kisah Sukses TKI; Property dan Real Estate.
1 comment:
Mohon maaf jika postingan ini menyinggung perasaan anda semua tapi saya hanya mau menceritakan pengalaman pribadi saya yang mengubah kehidupan saya menjadi sukses. Perkenalkan terlebih dahulu saya Sri Wahyuni biasa di panggil Mba Sri, TKI tinggal di kota Pontian johor Malaysia,Saya berprofesi sebagai pembantu rumah tangga, tapi saya tidak menyerah dengan keadaan saya, tetap ikhtiar.
pengen pulang ke indonesia tapi gak ada ongkos pulang. sempat saya putus asa,gaji pun selalu di kirim ke indonesia untuk biaya anak sekolah,sedangkan hutang banyak, kebetulan teman saya buka-buka internet mendapatkan nomor hp Mbah Suro (+6282354640471) katanya bisa bantu orang melunasi hutang melalui jalan togel dengan keadaan susah jadi saya coba beranikan diri hubungi dan berkenalan dengan beliau Mbah Suro, Dan saya menceritakan keadaan saya.Beliau menyarankan untuk mengatasi masalah perekonomian saya,baiknya melalui jalan togel saja.Dan angka yang di berikan beneran tembus ,4607 dan saya dapat 275 juta alhamdulillah terima kasih banyak ya allah atas semua rerjekimu ini. walaupun ini melalui togel
Post a Comment